Ketika saya minta foto ini di-shoot saya sedang memikirkan seseorang yang sangat saya cintai. Foto ini untuknya dan akan segera saya email ke dia. Lalu saya mengeditnya dan memberi judul pada foto ini "Hidup tak pernah hitam putih"
Tepat waktu saya ingin mengemail foto ini, tadi sore 18 September 2012, sekitar pk 18.00, datanglah seseorang yang sangat saya kenal. Dia menangis tersedu-sedu. Bukan tangisan bombay, tapi tangis pilu yang sangat menyayat hati. Tangis dari hati yang sangat hancur. Ternyata kekasihnya baru saja memutuskan hubungan mereka. Sebenarnya bukan baru juga sih, kekasihnya itu sudah dengan jelas mengatakan bahwa hubungan kasih mereka telah berakhir sejak Ramadhan kemarin. Tapi dia coba bertahan dan membujuk kekasihnya untuk kembali. Hingga akhirnya tadi sore dengan jelas kekasihnya mengatakan bahwa itulah keputusan mutlaknya, bahwa dia tidak mau melanjutkan hubungan kasih mereka.
Saya sangat mengenal hubungan cinta ini. Cinta yang telah terjalin hampir 7 tahun.(seharusnya 30 Sept besok adalah 7th anniversary mereka)
Mereka adalah pasangan kekasih yang luar biasa. Mereka saling mencintai dan bahkan teman saya ini sangat mengagumi kekasihnya. "Dia baik. Tulus. Smart. Selera humornya keren". Masih banyak lagi pujian untuk sang kekasih. Tiada hari berlalu tanpa dia merindukan kekasih hatinya. Mereka pasangan yang saling melengkapi. Yang satu tenang berwibawa penuh perhitungan sedangkan yang satunya lincah bahkan kadang sembarangan. Ribuan ungkapan cinta mereka mengalir begitu jujur indah dan orisinal. Riwayat chatting mereka mulai dari Friendster, YM hingga blogs, sms-an mulai dari M3, XL sampai balik lagi ke M3,telfonan mereka mulai dari Samsung, Nokia sampai ke I-phone dan BB.
Mereka saling berbagi tanpa pamrih. Saling memiliki tanpa mendominasi.
Hari-hari mereka penuh dengan tawa. Tidak pernah mereka bertengkar hebat. Perselisihan paham dapat segera diselesaikan dengan manis. Tak pernah bosan mereka bercengkrama. Kalau mereka sudah saling merayu dunia seakan miliki mereka. Kalau saja, kalian ada dekat mereka berdua, pasti akan bisa melihat sorot mata penuh cinta ketika mereka saling menatap. Bahasa mereka bukan lagi bahasa literal tapi bahasa kalbu yang melampaui setiap kata yang terucap.
Jadi wajarlah kalau teman saya itu masih menangis sampai blog ini saya tulis sekitar jam 11 malam. Saya tanya, "sampai kapan kamu akan menangis?". Dia bilang dia akan menangis selama 7 tahun. Satu hari tangisan untuk setiap 1 hari indah yang mereka jalani bersama. Wah, semoga aja dia ngga serius ya? Lama-lama nangis akan membuat dia sakit fisik dan mental.
Sambil terisak dia bilang, kalau dia ngga percaya bahwa kekasihnya tak lagi mencintainya. "Aku selalu ingat janji setianya, that he'll love me like a tree that never give up to grow up in any condition that he'll love me always and forever"
Tangisnya kembali meledak setelah dia mengatakan itu. Tentu saja dia sedih, bagaimana mungkin always dan forever hanya berumur 7 tahun?.
Duh, apa yang harus dibilang untuk menghibur? Tadinya aku mau bilang, "Hei, hidup tak selamanya hitam putih. Pasti akan ada warna indah lainnya untuk kamu" Tapi dia pasti ngga akan mau mendengarkan aku. Aku tahu bahwa sekarang dia merasa hidupnya bukan hanya hitam putih tapi bahkan hitam pekat. Aku sempat bilang, "Toh, tidak sebagai kekasih kalian bisa berteman?" Dengan tatapan mata yang hampa dia jawab, "Aku tidak akan tahu cara berteman dengan dia. Aku jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Bagaimana aku bisa berhenti memanggilnya "sayang dan menutup telfon tanpa bilang "I love you"?" Air mataku ikut berlinang mendengar jawaban itu. Dia benar, dia jatuh cinta pada kekasihnya sejak pandangan pertama. Dan aku rasa kekasihnya pun demikian. Terbukti mereka memang tak terpisahkan sejak pertama bertemu. Kawan saya ini bisa ribuan kali menceritakan pertemuan pertama mereka dengan detil dan sinar mata yang berbinar-binar karena memang dia jatuh cinta sejak pandangan pertama. Dan boleh aku tambahkan, Kekasihnya adalah cinta petamanya.... Hatinya mencari cinta sekian lamanya dan menemukan cinta itu ada pada kekasihnya. Kekasih yang hari ini meninggalkannya. Bisakah kau mengerti kehancuran hatinya kini?Suatu kali dia pernah bilang , "He's my world". Cinta mereka selalu dibawanya dalam doa. Satu doa yang cukup menggelitik yang pernah dia naikan adalah, "Tuhan jangan cemburu ya? Engkau tetap yang terutama dalam hidupku. Tapi izinkanlah aku juga mencintainya. Jagai dan lindungi cinta kami, Tuhan. Dia sangat berarti buat aku....". What a love story that I never thought will end this way.
Kawan, pernahkah kalian patah hati? Apa penyebabnya? Bagaimana rasanya? Bagaimana kalian sembuh dari patah hati itu? Atau mungkinkah tidak pernah sembuh? Would you share to me? Supaya saya bisa menghibur kawan saya ini.Walau kelihatannya saat ini dia sedang tidak mau dihibur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar