Rabu, 25 April 2012

Waktuku Jejak Sejarahku

             Memasuki hari baru, tahun baru atau umur baru selalu bisa membuatku menyadari betapa fananya diri ini. Waktu tak pernah bisa dibujuk atau disesah  untuk berhenti. Dia akan terus melangkah menuju destinynya.
    Kita selalu ada bersama dengan waktu tapi dia bukan kepunyaan kita dan bukan pula musuh karena dia tidak pernah menghianati kita. Dia terus berdetak setia tak pernah menjadi lebih lambat atau lebih cepat. Tak pernah diam tak pernah pula lari meninggalkan kita. Suka atau tidak dia selalu membawa kita didalam perjalanannya yang juga adalah perjalanan hidup kita. 
Ketika kita begitu menikmati hidup bahagia kita waktu tak pernah berpihak, dia terus melangkah. Ketika kita begitu sengsara dia pun tak menghujat, dia berjalan terus.
     Jadi buat apa kusayangi atau kubenci dia? Berjalan saja bersama sang waktu. Menikmati setiap detak langkahnya dalam warna hidup, air mata dan tawa yang dianugerahkan Sang Hidup buatku.
Ketika waktu menuju langkah berikutnya itu artinya ada sejarah hidup baru yang akan terbentuk. melengkapi jejak sejarah yang telah ada sebelumnya, sejarahku. Destinyku
Sampai kapan akan kunikmati waktu? Sampai sang Pemilik Waktu merindukan aku dan membawaku pulang ke-RumahNya. Tempat di mana kefanaan berakhir dan waktu tak lagi bisa membawaku dalam perjalanannya.
Renungan syukur untuk waktu 44 tahun yang Tuhan berikan kepadaku, 260412) 

Selasa, 03 April 2012

Apa kata-kata cintamu?

Adik saya membiasakan anaknya untuk membalas, "I love you too" kalau ada yang mengatakan  "I love you" kepadanya. Kemudian anaknya, keponakan saya, yang baru berumur 3 tahun itu belajar lebih banyak bahasa Inggris. Setelah pelajaran angka, dia bilang buat mamanya kalau dia ngga mau lagi bilang I love you too buat mamanya karena menurut dia "two" (terdengar seperti too di telinga kecilnya), hanya 2. . "Aku mau love mama ngga mau two, tapi three, four, five.."
Jadilah sekarang dia menjawab, "I love you three..." setiap kali mamanya bilang dia " I love you". Saya terharu setiap kali mendengarnya, anak sekecil itu sudah tahu bagaimana mengungkapkan cinta yang spesial untuk mamanya.
Ada ungkapan cinta lain, yang menggetarkan hati saya. Diucapkan oleh seseorang kepada kekasih hatinya, " I love you like a tree that never give up to grow in any seasons".
Sweet banget sih. Apalagi saya mengetahui kalau mereka ngga mungkin bisa menyatukan cinta mereka karena banyak hal padahal mereka telah saling mencintai selama 7 tahun.
Kawan,
saya minta kepada kalian semua yang pernah menerima, menyampaikan,membaca atau mendengar ucapan cinta yang indah, share dong dengan saya dan para pembaca blogger.
Saya tunggu.........

Jakarta 2412

Hari ini, tiba-tiba Jakarta menjadi teras yang sangat teduh buatku. Dan aku menyambut seorang tamu istimewa di teras ini.. Bergandengan tangan dengan akrab, begitu erat tapi tanpa saling mendominasi. Tertawa dengan girang tanpa harus menjadi berlebihan. Romantis tanpa harus mendayu-dayu. Dekat tapi tetap menjaga jarak, tetap berdiri di posisi kami masing-masing. 
Lho koq saya dan tamu saya ini begitu paradoks ya? Ya, iyalah. Ngga apa-apa. Emang hidup ini ngga selamanya serasi dan seideal yang kita harapkan. Jadi buat apa, memaksakan sebuah keidealan di semua aspek hidup kita. "Ngalir aja. Nikmati aja" kata tamu saya itu.
Ya kami menikmatinya.
 Mengelilingi teras Jakarta yang luas ini kami nikmati naik Busway Trans Jakarta yang AC nya ngga dingin dan jadwalnya ngga jelas.
Istirahat sebentar dengan menikmati menu masakan Jepang. Melakukan keisengan pada sebuah batu putih yang tergeletak di kaki.. "Ih, kamu kaya anak SMP aja". Dia tertawa sampai matanya "menghilang". "Aku bahagia," katanya. Dia menceritakan kebahagiaannya dengan tulus dan mata yang berbinar-binar. Sudah lama aku tak mendengar kisah bahagia yang terdengar lugu dan menghangatkan hati seperti ini. 
"Semoga kamu terus bahagia seperti ini"
Itu doa Tulus saya ketika dengan  terpaksa meninggalkan dia seperti seorang musafir yang harus melanjutkan perjalanan.
Cuma 4 jam saja saya menikmati keteduhan teras Jakarta. Tapi waktu sesingkat itu sudah cukup. Saya bahagia sekali. Rasanya kebahagiaan tamu saya itu sudah menulari saya.