Minggu, 18 November 2012

Wajah-Wajah Di perjalanan Perenungan 2

      Halaman ini masih mengisahkan tentang orang-orang yang menemaniku dalam perjalananku selama 2 minggu yang luar biasa ini. Mereka adalah orang yang menghujaniku dengan persahabatan yang sejukan jiwa. Persahabatan tanpa pamrih. Bahkan salah seorang dari mereka bilang, "Gue ngga mau tahu apa jabatan dan pangkat lu sekarang. Bahkan lu boleh jadi presiden. Tapi di mata gue, lu tetep temen gue sejak kecil. Hati gue jernih ke elu dan ngga punya kepentingan apapun selain pertemanan". Ah, aku merasa seperti musafir yang selalu menemukan oase pada saat haus. Jadi tidak ada alasan untuk tidak bersyukur.......Ya, walaupun aku tidak bisa menemukan pohonku yang sangat aku butuhkan dan rindukan,
Yang di samping saya berselendang ungu itu Ana Sulianah teman waktu SMP di Jakarta. Di samping dia adalah suaminya. Saya mengunjungi keluarga ini karena ibu Ana meninggal dunia. Saya mengenal ibu Ana cukup baikkarena itu aku ikut rasa kehilangan beliau. Jadi  aku memutuskan untuk mengunjungi keluarga ini pada acara tahlilan 7 hari di Ciawi. . Aku menemukan pengalaman yang indah selama 2 hari bersama mereka. Seluruh keluarga besarnya hangat, ramah, tetap tenang dan "gembira"(atau tepatnya ikhlas) di tengah kedukaan. Mereka memperlakukan aku dengan sangat baik tanpa mempedulikan perbedaan yang ada. Dan rumah Ana itu nyaman banget, ada saung, kolam ikan, beragam pohon, banyak ayam, burung dan kucing.Aku yang mengalami susah makan dan susah tidur selama perjalanan ini, jadi makan banyak dan bolak-balik ngantuk di sini. (tentu aja aku ngga berani tidur lah sementara semua orang sibuk). Sayang ngga bisa lama tinggal dengan mereka.
Perhatikan ngga jembatan penyebrangannya? Saya naik jembatan itu karena mau naik busway. Dan ternyata saya salah. Seharusnya saya naik jembatam yang di jauh di belakang sana. Panik. Karena jalan kaki pasti  capek banget. Sepatu saya lumayan tinggi dan saya bawa 2 tas.. Naik kendaraan, ngga memungkinkan di tengah kepadatan jalan. Tapi ternyata ada kawan yang melihat saya di atas jembatan itu, dia lama bertepuk tangan dari dalam mobilnya, tapi tak saya sadari. Waktu akhirnya saya sadar saya salah dan memandang kian kemari saya melihat dia yang menyuruh saya segera turun. saya turun. You know what, di tengah kemacetan, dia tinggalkan mobilnya dan bergegas menghampiri saya di tangga, mengambil tas saya yang berat dan menuntun saya ke mobilnya. Saya terharu. Entah perasaan saya saja atau memang benar adanya saya merasa tiba-tiba jalanan menjadi sepi walaupun saat itu sedang macet. Kemudian dia mengantar saya dan memastikan saya naik kendaran yang tepat ke tempat tujuan saya.  Kisah kepedulian yang tidak akan mudah saya lupakan. Thanks, friend!

Ini Intan, sahabat sejak masih SMP. Dia menemaniku mencari rumah sewaan. Dan setelah itu  seharian kami menghabiskan waktu untuk makan dan shopping. 3 mall seharian.  He..he..he... Fun banget.


Pak Made Raju adalah contact personku kalau aku berhubungan dengan Hotel Golden View Batam. Ternyata kepindahannya ke Jakarta tidak menghalangi kami untuk berteman. Sekarang dia adalah Front Office Manager di Pomelotel Jakarta. Thanks buat sarapan dan obat Bodrex nya, pak Made. Saya jadi sehat lagi untuk melanjutkan perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar